Ini ada info bagus. Silahkan dicermati.
1. TIDAK ADA kenaikan bea film Import apapun dari Direktorat Jenderal Bea Cukai. Masih sama dengan yang disepakati oleh WTO (Organisasi Perdagangan International), yaitu film yg diimport harus membayar:
A. Bea masuk per copy
B. Bea Royalty
C. Bea bagi hasil
2. Sayangnya, pihak 21 hanya membayar Bea masuk per copy saja. 2 bea yg lain tidak dibayar sejak 1995 Padahal sebetulnya TIDAK ADA kenaikan biaya apa-apa. Faktanya 21 yang TIDAK BAYAR ke pemerintah sejak 1995. Jadi siapa yg dirugikan? Anda bisa lihat sendiri
3. Pada Saat ini SBY menginstruksikan untuk di tata ulang soal pajak film, Direktorat Jenderal Bea Cukai membuka kembali catatan yg ada dan ditemukan bahwa 21 tidak pernah membayar 2 item bea yang lain
4. Jumlah yg harus dibayarkan 1000% karena tertunggak dari 1995. Karena itu 21 tidak mau bayar dan menggunakan ancaman mau memboikot film2nya. Mereka menggunakan masyarakat pecinta film Hollywood untuk diprovokasi menyerang pemerintah dengan menyebar isu kenaikan biaya Import menyebabkan MPA Boikot film Import
5. Jadi, 21 sedang melakukan politik adu domba antar pecinta film, antar sineas, dan antar pemerintah. Hal itu dilakukan untuk menekan pemerintah karena tidak mau bayar bea yg besar itu Jadi bilang sama temen2 kamu, kita sedang di provokasi. Di adu domba.
Sekarang pihak 21 dan DJBC (Direktorat Jendral Bea Cukai)sedang melakukan negosiasi dan pada saat ini juga, 21 terus akan membangun opini : Film Hollywood akan ditarik dari peredaran Sehingga nanti, ketika terjadi kesepakatan yg akhirnya membuat harga tiket naik, masyarakat akan protes ke Pemerintah.
Jadi sebagai masyarakat kita harus cerdas menyerap informasi.
Sumber : dari BBM nih hehehe
Tambahan sumber, dapat dari googling :
Importir Film Asing Menunggak Ratusan Miliar pada Pemerintah Indonesia
Importir Film Tunggak Royalti sejak 1995
Strategi 21 Cineplex untuk Menaikkan Harga Tiket Masuk (HTM)
MPA Bantah Boikot Film Hollywood ke Indonesia
Pemerintah: Bea Masuk Impor Film Asing Tidak Naik
Deddy Mizwar-Rudy Sanyoto: Meluruskan Masalah Film Impor
KOMEN BERMUTU DARI AGAN KASKUSER :
aduhaduh said :
Kita belajar dari kasus Gayus gan.
MAFIA PAJAK itu pasti sudah ada dari dulu. hanya sekarang lebih berani aja mereka.
Kalau Pemerintah Tegas dari awal, pasti pajak A, B, C itu dari awal juga sudah di bayar.
Ini pasti terjadi tawar menawar.
kira2 seperti ini istilahnya "Lu bayar yg A aja, B C bayar 1/2 tapi buat kita" atau Bayar A, B dan C ga usah. Tapi ada bulanannya buat kita"
Terbukti sampe sekarang ini bagaimana pun juga pemerintah sendiri terlihat tidak serius dalam memberantas Film2 Bajakan ini semua pasti karena ada uang bulanan.
Pasti ada mafia nya gan. ada gayus2 lainnya gan.
Ntah pemerintah ga tegas atau keenakan dapat kepretan uang bulanan.
Sehingga disisi pihak 21 pasti lebih rugi ketika bayar pajak royaly dan bagi hasil.
Ngomong kasarnya Pemerintah udah dapet hasil tapi sampe detik ini VCD DVD Bajakan masih berkeliaran. soalnya sejak tahun 1995 saja VCD bajakan itu sudah beredar.
gakberenti said:
info aja nih gan..
dari sodara ane yg maen sama cendana :
- isu ini keluar setelah pemilik 21 sudwikatmono meninggal. seakan-akan 21 yg asuhan orde baru kehilangan taringnya.
- isu ini yg pertama kali ngeluarin secara resmi si 21 yg diwakili oleh Noorca Masardi selaku juru bicara pihak 21 Cineplex.
- ini permainan politik.
dari orang dalem blitz megaplex :
- selama ini film holywood yg beredar di indonesia 90% distributornya di pegang oleh CAMILA. camila sendiri mempunyai anak perusahaan lagi. dan camila ini anak perusahaan 21.
- holywood sendiri keberatan dengan monopoli distribusi film oleh camila. tapi agar blitz megaplex bisa mendapatkan jatah distribusi film yang sama, holywood minta supaya blitz megaplex minimal punya 100 layar. oleh karena itu blitz megaplex berkembang pesat.
- pihak blitz megaplex tetep adem ayem dengan isu ini. terbukti akan segera me-launch blitz megaplex CYBER PARK BEKASI yang renacananya soft opening 2 maret 2011.
kesimpulan sementara dari analisa ane :
- sudah lama 21 gak bayar pajak, karena di backing oleh orde baru.
- ketika sudwikatmono meninggal, pemerintah merasa punya power buat narikin pajaknya.
- 21 merasa kecolongan, makanya nggeluarin isu itu.
- dan karena pajaknya mo ditarikin, 21 lagi ngebahas masalah harga tiket. kemungkinan harga tiket akan dinaekin.
- sementara, dengan harga tiket yg setara dgn harga tiket blitz, orang2 akan beralih ke blitz. karena service nya diatas 21. baik itu service crew nya maupun service secara audio visual. itu yg ditakuti oleh 21.
- 21 dan blitz sudah terang2an perang terbuka.